
Kitong Bisa Learning Centre (KBLC) Sorong
Kitong bisa Learning center was started with a small day teaching classes outside of Mr.Mambrasar's House. Then kids start coming and the class was getting big and bigger. Starting from the big outdoor class activities, as the kids number was growing, it was then decided to make the classes outside the house into formal classrooms. This first classroom was then evolving into learning center which is now serving almost 100 students every term. All the classes are provided for free, targeting the low economic status kids.
The learning center is located in a very exotic island, at the most eastern part of Indonesia, which is very beautiful with the sea, beaches, and the natural scene of trees and greens. It is also a home of very rare species such as the Bird of Paradise, and a big tropical turtle. However, the people live on the island are amongst the poorest in the region. Furthermore, access to quality education especially English language for most kids are hard.
KBLC Sorong is one of 7 learning centers spread across Papua and West Papua. The Sorong KBLC has been around for a long time, but was on hiatus for 1 year, and is now operating again at the encouragement given by the Minister of Education and Culture to the Sorong KBLC. In addition to focusing on non-formal education, KBLC Sorong also often collaborates with the government, private sector or community in various activities. Until now, many children are studying at KBLC and teaching and learning activities are carried out every week.
KBLC Sorong is one of 7 learning centers spread across Papua and West Papua. The Sorong KBLC has been around for a long time, but was on hiatus for 1 year, and is now operating again at the encouragement given by the Minister of Education and Culture to the Sorong KBLC. In addition to focusing on non-formal education, KBLC Sorong also often collaborates with the government, private sector or community in various activities. Until now, many children are studying at KBLC and teaching and learning activities are carried out every week.

Pusat Belajar Kitong Bisa di Sorong Beroperasi Kembali, Anak Papua Siap Kuasai Dunia

Setelah sempat vakum selama hampir 2 tahun, hari ini resmi beroperasi kembali, Pusat Belajar Kitong Bisa Sorong, yaitu sebuah organisasi ayoman dari Yayasan Kitong Bisa (Kitong Bisa Foundation), dengan wajah baru di lokasi yang baru di Kota Sorong – Provinsi Papua Barat dan dengan semangat yang baru juga.
Pusat belajar ini beroperasi di beberapa titik, memberikan pendidikan gratis dalam bidang Kepemimpinan, Kewirausahaan, Bahasa Inggris dan Lingkungan Hidup kepada kurang lebih 500 anak asli Papua di berbagai titik tersebut.“Selamat untuk keluarga besar Kitong Bisa, atas beroperasinya kembali Kitong Bisa Learning Center Sorong. Ini bisa menjadi titik semangat adik-adik untuk dapat belajar bahasa Inggris, karakter kepemimpinan untuk mencapai cita-cita setinggi langit lewat beasiswa. Bisa berprestasi di tingkat Nasional maupun Internasional. Saya titipkan adik-adik ini kepada Kal Isir, Kordinator Utama Pusat Belajar Kitong Bisa Sorong,” Ungkap Billy Mambrasar, yang menjadi Putra Papua Pertama yang diterima bersekolah di kampus bergengsi dunia Universitas Harvard – Amerika Serikat.
Kal Isir adalah salah seorang yang memperjuangkan Kitong Bisa Sorong dapat beroperasi kembali setelah sekian lama sempat vakum. Kal Isir memiliki pengalaman panjang berjuang untuk pembangunan di Papua dengan karir yang panjang sebagai ketua Organisasi Kepemudaan selama masa kuliah dan mendorong beberapa insiatif sosial lainnya setelahnya. Pada pertemuannya dengan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim, tahun yang lalu, Kal berkomitmen akan kembali berjuang mendorong berjalannya Pusat Belajar Kitong Bisa Sorong, mendukung pengembangan SDM Papua.
Pusat belajar ini beroperasi di beberapa titik, memberikan pendidikan gratis dalam bidang Kepemimpinan, Kewirausahaan, Bahasa Inggris dan Lingkungan Hidup kepada kurang lebih 500 anak asli Papua di berbagai titik tersebut.“Selamat untuk keluarga besar Kitong Bisa, atas beroperasinya kembali Kitong Bisa Learning Center Sorong. Ini bisa menjadi titik semangat adik-adik untuk dapat belajar bahasa Inggris, karakter kepemimpinan untuk mencapai cita-cita setinggi langit lewat beasiswa. Bisa berprestasi di tingkat Nasional maupun Internasional. Saya titipkan adik-adik ini kepada Kal Isir, Kordinator Utama Pusat Belajar Kitong Bisa Sorong,” Ungkap Billy Mambrasar, yang menjadi Putra Papua Pertama yang diterima bersekolah di kampus bergengsi dunia Universitas Harvard – Amerika Serikat.
Kal Isir adalah salah seorang yang memperjuangkan Kitong Bisa Sorong dapat beroperasi kembali setelah sekian lama sempat vakum. Kal Isir memiliki pengalaman panjang berjuang untuk pembangunan di Papua dengan karir yang panjang sebagai ketua Organisasi Kepemudaan selama masa kuliah dan mendorong beberapa insiatif sosial lainnya setelahnya. Pada pertemuannya dengan Menteri Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi Nadiem Makarim, tahun yang lalu, Kal berkomitmen akan kembali berjuang mendorong berjalannya Pusat Belajar Kitong Bisa Sorong, mendukung pengembangan SDM Papua.

“Setelah beberapa saat vakum, puji kepada Tuhan akhirnya Kitong Bisa Sorong hari ini telah dimulai proses belajar mengajar. Meski sempat 2 tahun vakum tapi kami tetap aktif berkoordinasi dengan Kitong Bisa Pusat juga didukung oleh Pusat belajar ini di tempat lain. Dengan momen ini, kita akan ikut megembangkan SDM Papua di Kota Sorong, melanjutkan karya-karya yang telah dilakukan sebelumya,” ucap Kal Isir mensyukuri keberhasilan usaha yang telah ia lakukan selama beberapa tahun ke belakang.
KBLC Sorong didirikan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak di kota Sorong yang saat ini masih minim fasilitas pendidikan. Pendidikan bahasa Inggris menjadi tujuan utama selain mengasah kreatifitas dan kemampuan dalam berinovasi. Dengan bimbingan para mentor pilihan dari KBLC Pusat dan menggunakan sebuah gereja Bethani sebagai tempat melakukan proses belajar, KBLC Sorong menjadi tempat banyak harapan bersandar.
Yolanda Febiola sebagai COO Pendidikan KBF mengutarakan harapannya, “Dengan bangkitnya lagi KBLC Sorong ini semoga dapat menambah semangat teman-teman kita di daerah lain untuk membangun pusat-pusat belajar non formal bagi adik-adik kita yang putus sekolah di kota lain di Papua dan Papua Barat.” Demikian ungkap Yola memberi harapan yang tidak hanya bagi Sorong melainkan untuk Papua dan Papua Barat.
KBLC Sorong membuka Pendaftaran bagi anak-anak Asli Papua berusia 6-18 tahun, yang ingin belajar untuk mengembangkan dirinya, melalui sentuhan kurikulum khusus dalam Bahasa Inggris, Komunikasi dan Kepemimpinan, dapat mengunjungi website: www.kitongbisa.com, atau menghubungi Kordinator Kitong Bisa Sorong, Kal Isir di nomor: 082238575921
KBLC Sorong didirikan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak di kota Sorong yang saat ini masih minim fasilitas pendidikan. Pendidikan bahasa Inggris menjadi tujuan utama selain mengasah kreatifitas dan kemampuan dalam berinovasi. Dengan bimbingan para mentor pilihan dari KBLC Pusat dan menggunakan sebuah gereja Bethani sebagai tempat melakukan proses belajar, KBLC Sorong menjadi tempat banyak harapan bersandar.
Yolanda Febiola sebagai COO Pendidikan KBF mengutarakan harapannya, “Dengan bangkitnya lagi KBLC Sorong ini semoga dapat menambah semangat teman-teman kita di daerah lain untuk membangun pusat-pusat belajar non formal bagi adik-adik kita yang putus sekolah di kota lain di Papua dan Papua Barat.” Demikian ungkap Yola memberi harapan yang tidak hanya bagi Sorong melainkan untuk Papua dan Papua Barat.
KBLC Sorong membuka Pendaftaran bagi anak-anak Asli Papua berusia 6-18 tahun, yang ingin belajar untuk mengembangkan dirinya, melalui sentuhan kurikulum khusus dalam Bahasa Inggris, Komunikasi dan Kepemimpinan, dapat mengunjungi website: www.kitongbisa.com, atau menghubungi Kordinator Kitong Bisa Sorong, Kal Isir di nomor: 082238575921
Volunteer KBLC, Tenaga Sukarela yang Dituntut Kembangkan Karater Anak

Volunteer, atau sukarelawan yang saat ini mengajar di Kitong Bisa Learning Center (KBLC) Kota Sorong, dituntut harus bisa membentuk dan mengembangkan karakter setiap anak didik yang mereka ajari. Hal ini disampaikan Rona Patricia Sibarani, kordinator mentoring dan evaluasi KBLC Kota Sorong, saat diwawancara media ini melalui sambungan telepon belum lama ini.
Dia menjelaskan, pembentukan dan pengembangan karakter anak didik, menjadi acuan pembelajaran di KBLC, sehingga mereka melakukan pembekalan terlebih dahulu dalam perekrutan volunteer di KBLC.Setiap kegiatan mengajar ilmu pengetahuan, sambungnya, setiap volunteer harus menyempatkan untuk mengajar tentang sikap yang sopan dan berbicara yang santun, dengan cara yang asik dan menyenangkan. Rona juga menjelaskan, di KBLC belajar bukan hanya sekedar belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, namun kata dia mereka juga memiliki tujuan menjadikan karakter anak didik yang lebih baik dan bijaksana.“Volunteer atau tenaga sukarelawan ini adalah tenaga yang tanpa dibayar atau digaji. Mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan kehendak dan hati nurani mereka, tidak ada paksaan,”ujarnya.
Rona juga mengakui, sampai saat ini banyak orang yang mendaftar sebagai volunteer di KBLC, namun mereka tidak mudah untuk menerimanya, dengan mempertimbangkan jumlah anak didik yang masih sekitar 26 orang, waktu dan keseriusan para pendaftar juga akan menjadi acuan. Untuk saat ini, berdasarkan keterangan Rona, para volunteer yang ada di KBLC Kota Sorong berasal dari berbagai macam latar belakang pekerjaan. Seperti dosen, guru, hingga para mahasiswa dan mahasiswi
Dia menjelaskan, pembentukan dan pengembangan karakter anak didik, menjadi acuan pembelajaran di KBLC, sehingga mereka melakukan pembekalan terlebih dahulu dalam perekrutan volunteer di KBLC.Setiap kegiatan mengajar ilmu pengetahuan, sambungnya, setiap volunteer harus menyempatkan untuk mengajar tentang sikap yang sopan dan berbicara yang santun, dengan cara yang asik dan menyenangkan. Rona juga menjelaskan, di KBLC belajar bukan hanya sekedar belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan, namun kata dia mereka juga memiliki tujuan menjadikan karakter anak didik yang lebih baik dan bijaksana.“Volunteer atau tenaga sukarelawan ini adalah tenaga yang tanpa dibayar atau digaji. Mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan kehendak dan hati nurani mereka, tidak ada paksaan,”ujarnya.
Rona juga mengakui, sampai saat ini banyak orang yang mendaftar sebagai volunteer di KBLC, namun mereka tidak mudah untuk menerimanya, dengan mempertimbangkan jumlah anak didik yang masih sekitar 26 orang, waktu dan keseriusan para pendaftar juga akan menjadi acuan. Untuk saat ini, berdasarkan keterangan Rona, para volunteer yang ada di KBLC Kota Sorong berasal dari berbagai macam latar belakang pekerjaan. Seperti dosen, guru, hingga para mahasiswa dan mahasiswi